Pada hari Minggu malam (23/07/2023), enam mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) dan sejumlah tokoh masyarakat Dusun Cikubang melaksanakan Diskusi Dusun di Saung Satu Indonesia, Kampung Nusantara, Dusun Cikubang, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Diskusi Dusun tersebut melibatkan 14 tokoh masyarakat, termasuk Kepala Dusun Cikubang, Ketua RW 04, Ketua RT 01, 02, 03, 05, 06, 07, beserta perwakilan dari masing-masing RT/RW/Dusun. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh para mahasiswa UNPAR sehubungan dengan mata kuliah Pendidikan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPPM) yang diselenggarakan oleh UNPAR. Topik-topik yang menjadi pembahasan dalam Diskusi Dusun tersebut termasuk peta dusun dan batas wilayah, kalender musim, serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi Dusun Cikubang.
Pembahasan peta dusun berlangsung cukup lama. Hal ini akibat adanya perbedaan antara batas wilayah RT yang resmi dengan kenyataan di lapangan. “Kalau (yang tercatat) di Desa memang begitu. Tapi pelaksanaan di Dusun kan ternyata enggak,” ujar Pipin, salah satu tokoh masyarakat yang hadir.
Kemudian dilakukan pembuatan kalender musim secara kolektif. Dalam kalender musim ini, dicantumkan kejadian-kejadian yang berulang atau berpola yang terjadi di Dusun Cikubang, mulai dari cuaca, waktu tanam & panen, turunnya hama, serta kegiatan-kegiatan masyarakat. Beberapa dari para peserta diskusi telah memiliki kalender musim atau pranata mangsa pribadi, namun mereka mengutarakan bahwa kalender musim yang mereka miliki kini sudah tidak dapat digunakan untuk memperkirakan cuaca secara pasti. Hal ini adalah karena tidak menentunya cuaca beberapa tahun terakhir, akibat terjadinya perubahan iklim. “Kalau dulu, … ada mangsa, musim. Musim kemarau, musim hujan. Tapi sekarang, saya ngomong begini: kalkulatornya udah bodol (rusak),” ujar Karsa, Kepala RT 01 Dusun Cikubang.
Hidayat, salah satu tokoh masyarakat Dusun Cikubang yang berprofesi sebagai petani, juga menambahkan. “… di tiga tahun yang lalu, di musim kemarau selalu hujan. Seperti sekarang, tahun kemarin di bulan Juli itu banjir. … Sekarang sudah ada perubahan, karena ada (perubahan) iklim. Polusi terlalu (banyak) jadi cuaca itu berubah.”
Setelah persoalan kalender musim, dibahas pula permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh para warga Dusun Cikubang. Beberapa persoalan yang dikemukakan para peserta diskusi termasuk persoalan pupuk, sumber daya manusia (SDM), harga jual hasil panen, dan persoalan modal.
Kemudian, dilakukan pemeringkatan masalah dari masalah-masalah dusun yang telah dikemukakan para peserta diskusi. Setiap peserta diskusi berhak memilih satu masalah yang menurutnya merupakan masalah utama Dusun Cikubang. Permasalahan modal menduduki peringkat pertama, dengan sembilan suara yang memilihnya dari empat belas peserta diskusi. Setelah diskusi lebih lanjut, para peserta diskusi mengungkapkan, bahwa permasalahan modal ini tampaknya terjadi akibat kurang baiknya pengelolaan terhadap modal yang dimiliki serta kurangnya kesadaran dan kemampuan sumber daya manusia untuk mengelolanya.
Diskusi Dusun tersebut diakhiri acara ramah tamah, dengan menikmati suguhan nasi liwet dan ikan nila bakar bersama.
Kasih Karunia Indah
Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan