Pada 29-30 Juli 2023 yang lalu, Desa Cintakarya mengadakan acara milangkala yang ke-41. Acara milangkala Desa Cintakarya merupakan kegiatan tahunan untuk memperingati hari berdirinya Desa Cintakarya setelah dimekarkan dari Desa Cintaratu sebagai desa induk pada tahun 1982 yang lampau. Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan Cikubang dengan ragam acara untuk menyemarakkannya, seperti Parade Sound System, Tablig Akbar, Ngibing Ronggeng, dan Pementasan Wayang Golek. Acara-acara tersebut diselenggarakan mulai pukul delapan pagi sampai dengan pukul dua belas malam.
Parade sound system merupakan perlombaan yang dilakukan oleh komunitas Paguyuban Audio System (PAS) Pangandaran dan juga dari berbagai tempat, di luar Kabupaten Pangandaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Juli 2023 dari pagi hingga siang hari. Perlombaan ini bertujuan untuk menjalin persahabatan antar kelompok sound system yang tersebar di berbagai macam daerah sekaligus untuk memeriahkan milangkala ke-7 PAS Pangandaran yang kebetulan jatuh pada hari yang tidak jauh dari milangkala desa. Menariknya, kriteria yang diperlombakan dalam parade tidak hanya dilihat dari suara audio system mana yang paling kuat tetapi juga harus mampu bersuara secara halus.
Malam harinya, acara milangkala dilanjutkan dengan Tablig akbar yang dibuka dengan perayaan sederhana milangkala yang ke-7 PAS Pangandaran dan pengumuman juara lomba dalam kegiatan parade di pagi hari. Pak Wawang Darmawan selaku Kepala Desa Cintakarya yang memberikan sendiri penghargaan kepada para pemenang lomba dan penghargaan kepada PAS Pangandaran sebagai bentuk apresiasi keterlibatan dalam acara milangkala Desa Cintakarya ke-41. Selepas seluruh rangkaian acara tersebut, penonton dibawa masuk oleh MC yang berasal dari Mahasiswa KKN Universitas Negeri Padjajaran kepada inti acara Tablig Akbar dengan diantar oleh alunan musik religi oleh tim pemusik dan pertunjukan marawis dari kelompok musik masing-masing dusun.
Hari Minggu 30 Juli 2023, acara dimulai dengan Ngibing Ronggeng yang diperlombakan antar Dusun. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah ngibing, yang artinya menarikan Ronggeng. Ngibing Ronggeng yaitu perpaduan antara seni karawitan dengan seni tari. Dalam pelaksanaannya, gerakan tari diawali dengan baksa (ibing nyoderan) dan dilanjutkan dengan iringan musik (nayaga) dengan musik yang sudah ditentukan. Melalui Tari Baksa nilai yang diajarkan tentang tata krama, adab, sopan santun. Gerak langkah kaki yang sama mengajarkan bahwa hidup itu harus seiring dengan kata-kata dan tindakan. Instansi pemerintah yang pun turut serta menyemarakkan dan memeriahkan acara lomba dengan juga membentuk kelompok Ngibing Ronggeng tersendiri.
Puncak dari kegiatan milangkala desa Cintakarya dimeriahkan oleh penampilan Wayang Golek. Acara diawali dengan penampilan musik oleh nayaga (pengiring musik) sembari membentuk suasana pertunjukkan wayang. Pukul 21.00 WIB, acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa dan pembacaan pemenang lomba. Setelah itu, dilanjutkan lakon oleh duet dalang, Kang Indra Giri Rineka Palwa atau Hasta Kencana 3 dan Jensen Wawan Dede AS atau Putu Munggul Pawenang. Kang Indra merupakan dalang yang masih muda, yang dilatih dan diajari oleh Abah Nju (tokoh budaya) dari Desa Bojong.
Seluruh rangkaian acara ini dihadiri oleh berbagai macam elemen masyarakat dari berbagai dusun dan juga instansi pemerintahan Dusun Cikubang, Dusun Ciawi, Dusun Karangpetir, Dusun Karangkamulyan, Dusun Sidahurip, Dusun Sidikkarya, pemerintah Desa Cintakarya, Pemerintah Kecamatan Parigi, Polsek, Kodim, perwakilan DPRD Provinsi, dan lain-lain. Selain dari masyarakat, beberapa mahasiswa KKN juga turut hadir dan memeriahkan acara tersebut. Seperti mahasiswa Universitas Padjajaran dan juga mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan.
Mateus Elbert & Imanuel Bonaventura
Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan
